Laman

Sabtu, 26 November 2011

Menggunakan Antibiotik dengan Benar


Hampir setiap kita sakit, dokter selalu meresepkan jenis obat antibiotik. Tapi apa benar setiap kita sakit harus selalu mengkonsumsi antibiotik? Mari kita cari tahu kebenarannya.
Antibiotik adalah senyawa yang digunakan untuk mengatasi atau melawan infeksi karena bakteri. Jadi jelasnya bahwa antibiotik hanya digunakan jika sesorang terinfeksi bakteri saja. Biasanya mempunyai gejala suhu badan naik (demam) dan nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Fenomena penggunaan antibiotik saat ini sudah mulai salah kaprah. Antibiotik yang seharusnya dibeli dengan resep dokter, sekarang banyak di toko obat, warung-warung kecil pinggir jalan, yang seharusnya dijual di apotek saja.
Mungkin pembaca heran mengapa cuma beli amoxicillin saja harus menggunakan resep dari dokter. Jadi begini, tujuan penggunaan antibiotik adalah melawan bakteri yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Untuk keperluan itu dibutuhkan waktu tertentu untuk melumpuhkan masing-masing bakteri. Hal ini tergantung dari jenis bakteri dan keparahan infeksinya. Umumnya waktu penggunaan antibiotik minimal 4-5 hari.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan menyebabkan resistensi bakteri. Maksudnya bakteri sudah tidak mempan terhadap antibiotik tertentu. Kenapa bisa begitu..? Ketika antibiotik seharusnya diminum  lima hari misalnya lalu Anda menghentikannya pada hari ketiga karena merasa kondisi tubuh membaik, maka sesungguhnya bakteri yang menyerang tubuh Anda itu belum mati. Mereka hanya pingsan saja, suatu saat menyerang tubuh Anda lagi. Hal ini akan berulang terus selama antibiotik digunakan tidak benar. Akibatnya bakteri bosan dengan antibiotik. Antibiotik Anda sudah tidak mempan, penyakit andapun tidak sembuh. Jadilah antibiotik buah simalakama.
Untuk itu gunakan antibiotik secara rasional yaitu tepat indikasi, tepat penderita, tepat pemilihan jenis antibiotik, tepat dosis, efek samping minimal, kombinasi yang tepat dan ekonomis.
Bagaimana penggunaan yang rasional?
Coba perhatikan poin-poin berikut mengenai cara menggunakan antibiotik yang benar:
·        Jangan serta merta minum antibiotik setiap kali anda merasa sakit atau tidak enak badan. Pastikan dulu jika memang terinfeksi bakteri.
·        Habiskan antibiotic yang sudah diresepkan oleh dokter meskipun anda merasa sembuh.
·        Jangan ragu untuk menanyakan informasi obat yang anda butuhkan kepada apoteker anda.
·        Jangan membagi antibiotik anda pada orang lain yang mempunyai gejala hampir sama dengan yang anda alami karena belum tentu obat itu tepat untuk orang lain.
Yang paling penting lagi adalah segera hubungi dokter anda ketika anda sudah menggunakan antibiotik dengan benar namun kondisi anda belum membaik. Tidak perlu ragu untuk selalu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan. Kini saatnya menjadi cerdas dalam menggunakan  antibiotik.

Mengenal Perbedaan Jamu, Herbal Terstandar, Fitofarmaka

Tidak jauh berbeda dengan perjalanan dari telur, ulat, kepompong, lalu jadilah kupu-kupu. Jamu yang merupakan warisan nenek moyang, ‘bermetamorfosis’ menjadi herbal terstandar hingga tingkatan yang lebih tinggi yaitu fitofarmaka. Namun perubahan tersebut tidak begitu saja karena jamu harus diteliti selama bertahun-tahun dengan menelan biaya milyaran rupiah.
Kategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan, klaim pengguna dan tingkat pembuktian khasiat. 

Jamu
Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan keamanannya baru terbukti setelah secara empiris berdasarkan pengalama turun-temurun. Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun.
Sebagai contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk mengatasi hepatitis selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim temulawak sebagai obat.
Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo berupa ranting daun berwarna hijau dalam lingkaran. Di pasaran banyak beredar produksi kamu seperti  Tolak Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll. 

Herbal Terstandar
Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Disamping itu herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik (keamanan terhadap janin).
Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset in vivo dilakukan terhadap hewan uji seperti mencit, tikus ratus-ratus galur, kelinci atau hewan uji lain.
Sedangkan in vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau mikroba. Riset in vitro bersifat parsial, artinya baru diuji pada sebagian organ atau pada cawan petri. Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah obat. Setelah terbukti aman dan berkhasiat, bahan herbal tersebut berstatus herbal terstandar.
Meski telah teruji secara praklinis, herbal terstandar tersebut belum dapat diklaim sebagai obat. Namun konsumen dapat mengkonsumsinya karena telah terbukti aman dan berkhasiat. Hingga saat ini, di Indonesia baru 17 produk herbal terstandar yang beredar di pasaran. Sebagai contoh Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ Tradimun), Diabmeneer (PT Nyonya Meneer), dll. Kemasan produk Herbal Terstandar berlogo jari-jari daun dalam lingkaran. 

Fitofarmaka
Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi manusia. Dari uji itulah dapat diketahui kesamaan efek pada hewan coba dan manusia. Bisa jadi terbukti ampuh ketika diuji pada hewan coba, belum tentu ampuh juga ketika dicobakan pada manusia.
Uji klinis terdiri atas single center yang dilakukan di laboratorium penelitian dan  multicenter di berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolos uji fitofarmaka, produsen dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya. Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang mengklaim produknya sebagai antikanker dan antidiabetes.
Kemasan produk fitofarmaka berupa jari-jari daun yang membentuk bintang dalam lingkaran. Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
Itulah tiga kriteria produk bahan alam dan tahapan panjang yang harus dilalui oleh produsen obat bahan alam untuk mendapatkan status tertinggi sebagai obat yaitu fitofarmaka. Semua uji tersebut ditempuh demi keamanan konsumen.

Sehat itu Penting

 Pernah kah anda sakit ?
Entah sakit flu, batuk, pusing, bahkan sakit yang memerlukan perhatian lebih sehingga perlu perawatan yang lebih intensif
Dalam kehidupan sehari-hari anda pasti anda pernah merasakan sakit, entah itu sakit ringan bahkan sakit yang lebih parah. Seberapa sering kah anda menderita sakit.
Kesehatan Tubuh sangatlah penting dalam kehidupan
Sakit sangatlah menganggu kita dalam menjalankan rutinitas kehidupan sehari– hari. Jangankan sakit berat, sakit flu saja bisa  menggangu konsentarasi  kita dalam bekerja. Bila terus berlanjut maka produktifitas kita menurun.
Sakit atau penyakit sering kali mendatangi kita bila kondisi badan kita tidaklah Fit atau kondisi badan kita sedang menurun. Ada pula penyakit yang timbul akibat usia tua dan akumulasi dalam tubuh kita
Dalam kehidupan era modern seperti sekarang telah menjebak manusia dalam kehidupan serba instan, praktis dan cepat. Dilihat dari sudut pandang kesehatan. Gaya hidup seperti ini akan mengakibatkan dampak yang tidak menguntungkan bila tidak di imbangi pola hidup sehat.
Seberapa serius kah kita menjaga kesehatan tubuh kita. Menjaga kesehatan dengan menjalankan Pola hidup sehat
Apakah kita melakukan Pola hidup sehat?
Pola hidup Sehat dengan menjaga makanan  yang kita konsumsi dan berolahraga yang teratur disertai lingkungan hidup yang sehat.
Saya yakin diantara 3 hal yang di sebutkan diatas pasti tidak lah semua anda bisa dapat anda terapkan. 
Sekarang saya tanya lagi...
  • Anda rutin berolahraga, seberapa sering anda ke Gym, atau  jogging ? 
  • Pola makan seperti apa yang anda lakukan, apakah fast food kegemaran anda ? 
  • Bagaimana lingkungan yang anda tinggal, cukup sehat atau seberapa sering anda menghirup polusi tanpa di sadari ?
  • Berapa banyak obat kimia yang sudah anda konsumsi?
Bila ini semua terus berlanjut dan berakumulasi dalam tubuh anda, maka dimana tubuh anda dalam kondisi menurun dan tidak lah kuat. Maka selanjut nya akan menimbulkan berbagai macam penyakit dan komplikasi nya.
Dan ketika anda mulai sakit-sakitan..HARTA YANG MELIMPAH, KELUARGA BAHAGIA, MAKANAN YANG SUPER LEZAT.."ITU SEMUA SUDAH TIDAK ADA ARTINYA"

Sudahkah Anda kembali ke alam ?